SEAQIL latih guru dan mahasiswa jadi mentor Klub Literasi Sekolah

SEAQIL latih guru dan mahasiswa jadi mentor Klub Literasi Sekolah

 

Jakarta - SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) melaksanakan Training of Trainers (TOT) Pendampingan dan Pembinaan Klub Literasi Sekolah (KLS) 2023 secara daring pada [13–24/03]. Kegiatan diikuti oleh 116 peserta yang terdiri atas 48 mahasiswa KLS, 12 mahasiswa magang publikasi literasi dan 56 guru pembina.

Plt. Direktur SEAQIL, R. Dian Dia-an Muniroh, Ph.D. membuka kegiatan TOT tersebut dan menyampaikan, “Selain membekali peserta dengan pengetahuan konseptual, praktik, serta strategi implementasi, tujuan TOT juga agar para mahasiswa mampu menghadapi tantangan secara global.”

Dian juga menjelaskan hasil survei efektivitas KLS tahun sebelumnya. “Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap sekolah yang telah mengikuti KLS, banyak siswa dan mahasiswa yang kemampuan literasinya meningkat. Dan semoga kegiatan TOT ini benar-benar memberi pembekalan agar para peserta mendapatkan manfaat yang berguna untuk kehidupan," ujar Dian.

Deputi Direktur Program, Esra Nelvi M. Siagian, M.M., M.Ed., menyampaikan laporan dan tujuan kegiatan, “Dengan mengundang empat pengajar yang berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia, Lembaga Riset Article 33, Benny Institute, Universitas Pembangunan Jaya, serta tujuh pengajar dari SEAQIL, kami harap kegiatan ini meningkatkan kemampuan para mahasiswa maupun guru pembina sehingga dapat digunakan pada saat KLS berlangsung," jelas Esra.

 

Pentingnya keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam literasi

Pada kegiatan kali ini, Dian menegaskan pentingnya Higher Order Thinking Skills (HOTS) untuk pengembangan literasi. Dian menjelaskan tiga poin utama yaitu Literasi, HOTS dalam strategi bertanya, dan HOTS sebagai strategi pegembangan literasi siswa. “Luaran dari HOTS dalam program KLS ini nantinya berupa Rencana Aksi Literasi (RAL), Aksi Literasi, dan Karya Literasi,” ungkap Dian.

Sejalan dengan Dian, Talitha Ardelia Syifa Rabbani, M.Hum., pengajar dari SEAQIL, memperdalam materi terkait Pembelajaran Berbasis Proyek “Pembelajaran berbasis proyek ini bertujuan agar siswa yang mengikuti KLS dapat menghasilkan sebuah proyek diakhir pembelajaran,” jelas Ardel.

Ardel menjelaskan, “Terdapat 7 prinsip pembelajaran project based learning (PJBL) yaitu pemberian pertanyaan arahan berlandaskan masalah/fenomena, proses penyelidikan, pendapat dan pilihan siswa, autentisitas, refleksi, pemberian kritik dan revisi, dan publikasi hasil proyek.”

Selain pengajar dari SEAQIL, kegiatan ini juga melibatkan pakar eksternal, salah satunya Sofie Dewayani, Ph.D. dari Lembaga Riset Article 33. Menurut Sofie, mahasiswa sangat perlu mengimplementasikan teknik pendampingan literasi yang efektif. Sofie menyampaikan, “Kemampuan memahami bacaan tidak otomatis dimiliki seiring bertambahnya usia. Selain itu, membaca buku atau informasi dengan media cetak perlu dilakukan agar terbiasa untuk belajar serta membaca.” (Penulis: Azura Salsabila & Karmelita Nur Andini / Editor: Masrur Ridwan, Qisty Meisya N.)

×