Siaran Pers
Jakarta, 21 Januari 2025
SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) bersama SEAMEO Secretariat (SEAMES) dan UNESCO Bangkok sedang mengembangkan Southeast Asian Roadmap on Multilingual Education dalam upaya mendukung pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu di Asia Tenggara. Upaya ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak sejalan dengan diselenggarakannya Consultation Meeting on Southeast Asian Roadmap on Multilingual Education/Pertemuan Konsultasi tentang Peta Jalan Pendidikan Multibahasa di Asia Tenggara secara daring pada Selasa [21/01/2025].
Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan peta jalan yang lebih komprehensif sebelum diajukan untuk persetujuan oleh para menteri pendidikan pada Konferensi Dewan SEAMEO pada pertengahan tahun 2025.
Dalam pertemuan tersebut, SEAQIL melibatkan focal point dan delegasi dari negara-negara anggota SEAMEO (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor-Leste, dan Vietnam); perwakilan dari UNESCO, UNICEF, SIL, British Council; akademisi kebahasaan; Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendukung pembelajaran multibahasa; serta pemangku kepentingan lainnya untuk memberikan saran dan mendiskusikan implementasi rancangan peta jalan ini.
Dalam sambutannya, Direktur SEAMEO Secretariat (SEAMES), Datuk Dr. Habibah binti Abdul Rahim menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini. Datuk Habibah menyampaikan bahwa SEAQIL telah berupaya untuk menghasilkan peta jalan yang bertujuan untuk memantau program pendidikan berbasis bahasa ibu dan pendidikan multibahasa.
“SEAQIL, bekerja sama dengan SEAMES, UNESCO Bangkok, dan Asia-Pacific Multilingual Education Working Group, telah berupaya keras untuk menghasilkan rancangan peta jalan yang menyediakan kerangka kerja yang kuat bagi negara-negara anggota dalam menerapkan dan memantau program pendidikan berbasis bahasa ibu dan multibahasa.”
Datuk Habibah juga menyebutkan bahwa peta jalan ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan berkualitas melalui kolaborasi dalam dan antarnegara di Asia Tenggara.
Sejalan dengan pernyataan Datuk Habibah, Dr. Brian Arieska Pranata, Direktur SEAQIL, menyebutkan tujuan khusus pengembangan peta jalan, yaitu untuk mendukung pendidikan multibahasa berbasis bahasa ibu dalam meningkatkan literasi dasar.
“Peta jalan ini secara khusus mendukung Pendidikan Multibahasa Berbasis Bahasa Ibu untuk meningkatkan keterampilan literasi dan numerasi dasar, serta melestarikan budaya, yang relevan dengan konteks beberapa negara di Asia Tenggara,” ujar Brian.
Brian juga menjelaskan terkait komponen peta jalan yang dikembangkan, “Ada beberapa komponen utama dari peta jalan ini. Yang pertama adalah teori perubahan. Secara garis besar, peta jalan ini berfokus pada hasil utama, seperti meningkatkan akses ke pendidikan, memperbaiki praktik pengajaran, dan membangun kerangka kebijakan yang kuat.”
Selain itu, Brian menambahkan, “Peta jalan ini juga memiliki beberapa jalur implementasi. Untuk mencapai tujuan peta jalan, kami menawarkan enam jalur implementasi, yang memungkinkan negara-negara untuk berfokus pada prioritas masing-masing. Jalur-jalur ini mencakup akses, pembelajaran, guru, kebijakan, data, serta komunitas.”
Menurut Brian, hal penting lainnya adalah kerangka hasil yang terdapat dalam peta jalan ini, yang memberikan indikator yang jelas untuk memantau keenam jalur tersebut dan tentu contoh kegiatan, salah satunya, pemetaan tingkat nasional terhadap sekolah-sekolah yang menawarkan pendidikan multibahasa.
Deputi Direktur dan Kepala Bidang Pendidikan, UNESCO Bangkok, Marina Patrier, menyampaikan bahwa kawasan Asia Pasifik menjadi garda terdepan dalam memajukan kebijakan dan praktik pendidikan multibahasa.
“Kawasan Asia Pasifik secara konsisten berada di garis depan dalam memajukan kebijakan dan praktik pendidikan multibahasa untuk mengatasi krisis pembelajaran dan mentransformasi sistem pendidikan di wilayah Asia Tenggara yang kaya akan keragaman linguistik ini.”
Sebagai informasi, peta jalan ini memberikan konteks mengenai multilingualisme, pendidikan multibahasa, pembelajaran di Asia Tenggara, serta panduan pendekatan fleksibel pada enam jalur implementasi pendidikan multibahasa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, melestarikan warisan budaya, dan mempromosikan pendidikan inklusif yang berkualitas bagi semua peserta didik sesuai dengan prioritas nasional dan konteks lokal. Peta jalan ini berujung pada kerangka hasil yang dapat menjelaskan bagaimana negara-negara anggota SEAMEO dapat memantau dan melaporkan pelaksanaan peta jalan ini untuk mendukung koordinasi di tingkat regional.
Tentang SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL)
SEAQIL merupakan pusat yang unggul secara profesional di bidang inovasi pengembangan pendidikan bahasa dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. Kami berkomitmen menyediakan program pengembangan profesionalisme yang berkualitas bagi guru bahasa melalui pengembangan sumber belajar, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kapasitas dan jejaring
Narahubung:
Qisty Meisya Nugraha
Divisi Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
SEAMEO QITEP in Language
Jalan Gardu, Srengseng Sawah, Jagakarsa
Jakarta Selatan, Jakarta 12640, Indonesia
Telepon: 021 78884106
Pos-el: ppr@qiteplanguage.org
Laman: qitepinlanguage.org
Twitter: QITEPinLanguage
Instagram: qitepinlanguage
Facebook: qiteplanguage
YouTube: SEAMEO QITEP in Language